Dewan Kerja Ranting, Waktunya Bangkit Berkarya atau Terdegradasi Selamanya

Ditulis oleh : Uays Hasyim

Pusinfo – Semakin tak bernyalinya Dewan Kerja Ranting (DKR) didalam mengelola pramuka penegak dan pandega diwilayahnya membuat semua pemangku kebijakan pada Gerakan Pramuka seharusnya berpikir keras untuk mencari solusi produktif permasalahan tersebut. Suka atau tidak suka, keberadaan DKR sangatlah dibutuhkan oleh Kwartir Ranting, maka tidak ada pilihan lain harus bergerak segera.

Menyambung tulisan yang sebelumnya Dewan Kerja Pramuka Penegak Pandega Semakin Tak Bernyali, Salah Siapa ??, Tidak bisa dibiarkan begitu saja, sebab ini akan menjadikan keberadaan DKR semakin terdegradasi. Tak perlu menyalahkan siapa dan mengapa bisa demikian, karena pada prinsipnya semuanya memiliki peranan nyata untuk mendorong bangkit berdayanya Dewan Kerja.

Kita dapat memetakan solusi dari berbagai permasalahan DKR yang saat ini terjadi melalui 5 langkah utama, kelima langkah ini dapat menjadi solusi terapan bagi seluruh stakeholder untuk melangkah secara bertahap, membuat terobosan inovasi agar DKR dapat bangkit berkarya serta terhindar dari Degradasi selamanya.

Kami menyebutnya 5 langkah solusi terhindar dari degradasi Dewan Kerja dengan sebutan PANCA JANGKAH, 5 langkah produktif mengurai permasalah menjadi solusi ditinjau dari sudut kelembagaan, personality maupun Citra organisasi, diantaranya :

1. KEBIJAKAN KWARTIR CABANG

Peran besar Kwartir Cabang didalam mendorong meningkatnya peran aktif DKR diberbagai kegiatan kepramukaan dapat diwujudkan dengan adanya dukungan kebijakan. Kebijakan terkait DKR oleh Kwartir Cabang melalui penekanan kepada kwartir ranting untuk melibatkan anggota dan pengurus DKR dalam berbagai kegiatan di Kwarran.

Kebijakan penekanan ini dapat menjadi sebuah dasar untuk memahamkan pengurus Kwarran didalam melibatkan secara aktif produktif pengurus dan anggota DKR. Mereka harus diberikan ruang dan kesempatan untuk terlibat dan membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan kepramukaan di Kwarran.

Baca Juga  Saka Bhayangkara Polsek Sukodono Gelar Orientasi Dasar

2. PERAN SENTRAL KWARTIR RANTING

Peranan Kwarran bagi kemajuan DKR adalah peran sentral alias utama, keberadaan DKR sebagai badan kelengkapan kwartir ranting menjadi pengandaian seolah DKR adalah anak kandungnya Kwarran. Maka membutuhkan pemahaman yang kuat bahwa keberadaan DKR harusnya mendapatkan dukungan penuh dari Kwarran. Sekaligus kwarran harusnya melibatkan secara aktif setiap anggota dan pengurus DKR dalam membantu kegiatan-kegiatan di Kwartir Ranting.

Melalui pembiasaan ini, akan terjalin komunikasi dan jejaring yang komunikatif serta peningkatan rasa percaya diri bagi setiap anggota DKR dalam merancang, mengeksekusi dan mengevaluasi berbagai macam kegiatan yang dilaksanakannya.

Selain itu, para pengambil kebijakan di Kwarran apakah itu Ketua, Wakil, Sekretaris maupun Bendahara seharusnya memberikan ruang dan kesempatan secara penuh didalam mendukung kegiatan-kegiatan DKR, apakah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dewan kerja maupun pertemuan-pertemuan pramuka penegak di tingkat ranting.

3. KOORDINASI DEWAN KERJA CABANG

Keberadaan DKC sebagai badan kelengkapan kwartir cabang memiliki peran organisastoris koordinatif terhadap DKR, peran ini perlu kembali dioptimalkan dengan melakukan Turba alias turun ke bawah untuk melihat langsung keberadaan DKR dengan berbagai macam dinamika organisasinya.

Jika perlu DKC menggencarkan berbagai macam pelatihan tingkat penegak dan pandega dengan melibatkan para PADK – Purna Alumni Dewan Kerja sebagai narasumber maupun pemateri. Apakah dikemas dalam LPK – Latihan Pengembangan Kepemimpinan Terfokus pada beberapa DKR dengan pengerahan penegak dan pandega disekitarnya, ataukah KPDK – Kursus Pengelola Dewan Kerja.

Sarasehan bersama pramuka penegak dan pandega ditiap kwarran yang dikoordinir DKR juga dapat menjadi salah satu sarana untuk penguatan DKR, ataukah kembali menghidupkan keberadaan Raimuna ranting, Dianpinsa ranting maupun Latihan Gabungan pramuka penegak dan pandega ranting dengan peserta dari masing-masing gugus depan. Ini menjadi solusi kongkrit yang dapat menguatkan keberadaan DKR melalui peran aktif DKC.

Baca Juga  Seleksi Calon Petugas, Kwarcab Sidoarjo Bersiap Selenggarakan Apel Besar Hari Pramuka ke-63

4. KONTRIBUSI GUGUS DEPAN

Salah satu yang seringkali menjadi permasalahan mendasar di Kwarran adalah dana. Tidak semua Kwarran yang juga mendapatkan limpahan dana hibah Kwarcab dari pemerintah. Seringkali Kwarran harus berjibaku mengumpulkan dana iuran dari gugus depan berbasis SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/SMK. Tidak semua gugus depan menyadari akan kwajibannya membayarkan iuran gudep kepada Kwarran, kenyataannya dilapangan lebih banyak keterlibatan sekolah SD/MI, maupun SMP/MTs.

Maka perlu keterlibatan aktif gudep SMA/SMK yang notabenenya gudep berbasis penegak untuk aktif iuran gugus depan ke Kwarran melalui koordinasi antara Kwarran dengan pembina pramuka di gudepnya. Keaktifan membayar iuran wajib ini, tentunya akan berdampak pada dana pembiayaan kegiatan-kegiatan kepramukaan penegak dan pandega ditingkat Kwarran oleh DKR.

Peningkatan pemahaman peran dan tanggung jawab pembina di gugus depan dalam mencetak kader-kader anggota DKR sangatlah penting. Pembina selain fokus pada pembinaan pramuka penegak dan pandega di gugus depan, seharusnya juga mendorong keterlibatan aktif penegak dan pandega di gudepnya untuk meningkatkan pemahaman keorganisasian melalui DKR. Sedapat mungkin melalui penerapan kurikulum SKU penegak dan pandega, mereka diarahkan untuk ambil peran didalam pengelolaan pramuka penegak dan pandega di Kwarrannya.

Kolaborasi kreatif antar gugus depan dalam menggeliatkan kegiatan pramuka penegak di Kwarran dapat diwujudkan dengan kerja sama antar gugus depan, berlatih pramuka bersama, latihan gabungan 3 bulan dengan upaya peningkatan kualitas latihan dan materi latihan. Kegiatan kolaborasi ini akan mengasah kepekaan dan membangun jejaring pramuka baru antar satu dengan yang lainnya.

5. CITRA PENEGAK PANDEGA

Tidak dipungkiri, seragam dan penampilan diri Pramuka Penegak dan Pandega di gugus depan dan Kwarran harus diupgrade baik dari kualitas seragam yang digunakan maupun penampilan diri. Mengutip filosofi budaya jawa yaitu Ajining Diri Saka Lathi, Ajing Raga Saka Busana yang artinya Harga diri sesorang ditentukan oleh ucapannya, kehormatan seseorang ditampilkan melalui penampilan/ busananya. menjadi sebuah acuan yang sangat perlu untuk diterapkan.

Baca Juga  Pradana & Pradani, Benarkah Istilah ini dalam Pola Mekanisme Pembinaan Tegak Dega ??

Seharusnya para penegak dan pandega lebih peduli pada dirinya sendiri terutama penampilan diri, tidak lagi berseragam pramuka lusuh dan kumel tidak disetrika. Atau menggunakan atribut TKU Bantara, Laksana dan Pandega yang terlihat kucel. Penampilan diri yang elegan cenderung meningkatkan rasa percaya diri, peningkatan percaya diri akan semakin juga meningkatkan kemampuan kepribadian para pramuka penegak dan pandega.

Panca Jangkah ini akan akan menjadi solusi mandegnya DKR dalam mewarnai kegiatan-kegiatan pramuka penegak dan pandega di kwartir ranting manakala seluruh unsur terlibat secara aktif untuk berbenah dan mendorong peningkatan produktifitas pramuka penegak dan pandega melalui DKR dimasing-masing kwartir ranting,(Selesai)

Salam Pramuka.

Tentang Penulis : Kak Uays Hasyim, SE., MM., CT.HLC., CPS(Kepala Pusat Informasi Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sidoarjo, Purna Sekretaris Umum DKC Sidoarjo 1997 – 2000, Purna Ketua DKC Sidoarjo 2000 – 2002, Aktif menjadi Pembina Satuan Pramuka Penegak di pangkalan SMKN 2 Buduran sejak1999 – sekarang, SMA Negeri Olah Raga 2016 – sekarang, SMA Negeri 1 Sidoarjo 2022 – sekarang) ;

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *