TINGKATKAN PUBLICATION SENSE OF BELONGING PRAMUKA

Ditulis oleh Kak Uays Hasyim, SE., MM., CT.HLC., CPS

(Kepala Pusat Informasi Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sidoarjo

Pusinfo – Rasanya tak ada habisnya, kegiatan Pramuka selalu bersambung dari satu kegiatan ke kegiatan yang lainnya. Ada kegiatan berkemah yang bertajuk pesta, lihatlat bagaimana Pesta Siaga, Jambore, Raimuna dan lainnya.

Atau kegiatan bakti anggota Praja Muda Karana bertemakan Perkemahan Bakti, Perkemahan Wirakarya, Pramuka Peduli dan banyak karya bakti lainnya di Pramuka dan yang tak ketinggalan Karya Bakti Lebaran.

Belum lagi kegiatan yang bersifat Pendidikan dan Pelatihan, seambrek kegiatan bertemakan diklat yang kualitas kegiatannya tak lagi diragukan, sebab diampu oleh pakar-pakar dibidangnya.

Lengkap sudah rasanya berbagai kegiatan menarik yang dimiliki oleh Gerakan Pramuka, yang bahkan menjadi incaran organisasi-organisasi lain untuk kemudian diredesain dan direbranding ala mereka menjadi sebuah produk kegiatan yang seringkali bernilai ekonomis tinggi dengan keuntungan yang cukup menjanjikan.

Namun semuanya itu sayang sekali tidak dibingkai dengan Publications sense of belonging atau sikap merasa memiliki Pramuka secara utuh untuk kemudian informasi tersebut dibagikan kepada masyarakat sebagai sebuah sarana mengkomunikasikan berbagai macam kegiatan pramuka.

Lihatlah bagaimana kegiatan-kegiatan Pramuka cenderung dipublikasikan ala kadarnya. Dengan alasan melek media sosial, kegiatan cukup dishare secara sederhana. Tanpa diimbuhi dengan berbagai macam informasi lengkap akan kegiatan tersebut. Ini berakibat masyarakat memperoleh informasi sepatah-patah, hingga akhirnya kesimpulan akhir yang diambil sangat tidak sesuai dengan harapan serta kenyataan. Sikap ini muncul disebabkan oleh 3 hal,  yakni :

  1. Rendahnya literasi (Membaca, Menulis & Berhitung) di gerakan pramuka itu sendiri;
  2. Kurangnya kepedulian publikasi kegiatan sebagai wujud pertanggung jawaban;
  3. Masih minimnya pemahaman teknis publikasi dan Public Relation;

Tentu ini akan berakibat jangka panjang yang sangat berdampak bagi gerakan pramuka. Seminimalnya ada 3 dampak besar akibat Lemahnya Publications sense of belonging di Pramuka, diantaranya adalah :

  1. Kepercayaan masyarakat semakin menurun terhadap Gerakan Pramuka;
  2. Ada atau tidak adanya pramuka cenderung tidak berpengaruh bagi masyarakat;
  3. Menurunnya minat dan ketertarikan peserta didik terhadap kegiatan Pramuka;

Ini bukan hanya sekedar opini ataupun asumsi, berbagai pengalaman dilapangan sebagai Pembina maupun Pelatih Pembina Pramuka seringkali berhadapan langsung dengan dampak diatas. Pengalaman ini patut kiranya untuk kita renungkan kemudian dikristalisasikan menjadi sebuah formula atau solusi bagi permasalahan yang suka tidak suka harus diselesaikan apabila kita menginginkan pesan Presiden Sukarno saat menyerahkan Panji Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961 dapat tercapai, yakni :

“Berusahalah sehebat-sehebatnya untuk mengembangkan dan meluaskan Gerakan kita. Sampai pada suatu ketika setiap anak dan pemuda serta pemudi kita, baik mahasiswa yang ada di kota mau pun yang mengembala kerbau di desa, dengan rasa bangga dan hormat dapat menyatakan AKU PRAMUKA INDONESIA”.

Ada tiga solusi konkrit guna mendorong peningkatan Publications sense of belonging pada Gerakan Pramuka. Sekaligus hal ini menjadi tantangan bagi kita semuanya untuk mewujudkannya, bukan hanya menjadi bagian parsial Kwartir bidang publikasi dan kehumasan yang juga melekat pada Pusat Informasi Gerakan Pramuka sebagaimana Jukran Nomor 02 Tahun 2021 Tentang Peraturan Pengorganisasian Pusat Informasi Gerakan Pramuka.

Pertama – Pertajam pemahaman literasi dan publikasi bagi seluruh anggota Pramuka dengan memberikan bekal keilmuan tentang literasi release berita dan informasi yang lengkap akurat dan menarik.

Kedua – Perkuat pemanfaatan teknologi informasi guna mendorong produksi fotografi dan videografi Pramuka serta pemanfaatan produktif media sosial guna meningkatkan kualitas dan kuantitas penyebarluasan publikasi kegiatan kepramukaan kepada masyarakat secara luas;

Ketiga – Permudah akses dan jejaring publikasi dengan pemanfaatan teknologi informasi. Misalnya mereka yang kesulitan menuangkan pemikirannya melalui tulisan release pemberitaan, berikan kemudahaan menggunakan sarana voice note media sosial, selanjutnya tim publikasi yang akan menterjemahkan ke dalam sebuah tulisan. Akses kemudahan  mengirim dan berbagi berita dari ujung tombak Gerakan Pramuka, yakni Gugus Depan ke Kwartir diatasnya juga menjadi kebijakan yang akan mendorong meningkatnya Publications sense of belonging bagi gerakan pramuka.

Selanjutnya, solusi diatas harus diterapkan seluruh anggota pramuka. Bahkan perlu adanya upaya memberikan apresiasi obyektif bagi personal, gugus depan ataupun Kwartir yang telah secara aktif melaksakan publikasi secara masif dan terstruktur setiap kegiatan pramuka yang laksanakan. Rewards positif ini akan terus mendorong peningkatan citra gerakan pramuka di mata masyarakat selain pula didukung dengan peningkatan anggaran dana publikasi dan kehumasan yang selama ini senantiasa sedikit terabaikan keberadaanya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *