Dari Kampus Para Pembina Handal Dihasilkan: KMD Unusida 2025 dan Relevansi Pemikiran Baden Powell – Aids to Scoutmastership
Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi langkah awal membentuk karakter dan kepemimpinan pembina masa depan—sejalan dengan visi Baden-Powell dalam karyanya yang legendaris.
Pramuka Delta – Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) kembali menjadi ruang lahirnya para calon pembina Pramuka andal melalui penyelenggaraan Kursus Mahir Dasar (KMD) angkatan Jenggala 233, 234, dan 235. Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pada 23–25 Mei 2025 di kampus Unusida, serta 30–31 Mei hingga 1 Juni 2025 di Villa Cemara, Pacet.

KMD ini diselenggarakan oleh Racana Khatulistiwa Pangkalan Unusida dengan semangat membekali para mahasiswa, khususnya dari Fakultas Pendidikan, agar mampu menjadi pembina Pramuka yang tidak hanya paham secara teori tetapi juga tangguh dalam praktik.

Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Harian Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Sidoarjo, Dr. H. Mustain Baladan, M.Pd.I. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa KMD adalah tonggak awal bagi seorang pembina dalam mengasah kemampuannya. Menurutnya, kegiatan ini menjadi dasar penting untuk mencetak pembina yang kompeten dan berdedikasi, terutama dari kalangan mahasiswa sebagai calon pendidik.
Turut hadir Wakil Rektor Unusida, yang dalam sambutannya mengingatkan para peserta untuk tidak mengikuti KMD dengan setengah hati. Ia menegaskan bahwa mengikuti kursus ini bukan sekadar untuk mendapatkan ijazah, tetapi sebagai bentuk kesiapan untuk mengabdi dan membantu gugus depan. Ia juga mendorong peserta untuk aktif membuat jurnal kegiatan sebagai bentuk refleksi pembelajaran.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pelatihan teknis semata, tetapi juga memiliki nilai historis dan filosofis yang mendalam. Hal ini tercermin dari relevansi materi KMD dengan buku legendaris Baden-Powell berjudul Aids to Scoutmastership.
Buku tersebut ditulis langsung oleh pendiri Gerakan Pramuka dunia dan menjadi panduan utama bagi pembina Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Di dalamnya dibahas teori kepramukaan, metode pelatihan, serta prinsip-prinsip dalam membimbing peserta didik. Pembina Pramuka dituntut untuk mampu berpikir strategis, berkomunikasi efektif, mengembangkan kepemimpinan, membangun karakter, serta menerapkan metode kepramukaan yang sesuai.

Baden-Powell juga menekankan pentingnya hubungan positif antara pembina dengan peserta didik serta orang tua mereka, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan karakter. Buku ini menjadi sumber daya penting bagi siapapun yang ingin menjalankan peran pembina secara sungguh-sungguh dan bermakna.
Melalui kegiatan KMD Unusida 2025 ini, harapannya bukan hanya melahirkan pembina baru, tetapi pembina hebat yang mampu menjadi agen perubahan di gugus depan dan masyarakat. Sebagaimana semangat dalam Aids to Scoutmastership, Kepramukaan adalah medan pengabdian yang menuntut kompetensi, komitmen, dan keteladanan.[Red]
![]() | Kontributor Kegiatan : Nurul Djauhariyah, SE., MM – Tim Kwarcab Sidoarjo; |
![]() | Pewarta Pusinfo : Uays Hasyim, SE., MM., CT.HLC., CPS – Kapusinfo Kwarcab Sidoarjo; |
Share this content:
Post Comment