Pusinfo – “Jangan pernah duduk menangis atau mengerutkan dahi, namun dayunglah kano anda” kutipan kalimat Lord Baden powell, dalam buku Rovering to Success. Kutipan bapak pandu dunia menggambarkan perjuangan 27 orang anggota pramuka SMK YPM 3 Taman, pada 23 Juli 2022.
Bagaimana tidak, mereka menjalani tempaan untuk menjadi penegak bantara dan menempuh perjalanan yang di mulai dari sekolah sampai dengan Balai desa tanjung sari, berjarak 5,6 Km. Keadaannya dalam kondisi tidak dingin, tidak hujan maupun tidak sejuk. Tapi dengan kondisi panas terik yang menantang tunas muda untuk menyelesaikan perjalanannya.
Bukan hanya sekedar berjalan, tapi beberapa tugas harus di selesaikan. Beberapa diantaranya adalah harus peka dengan situasi dan kondisi di masyarakat yang mereka lalui. Setiap tugas di nilai dengan penilaian rubrik. Yang menantang tunas muda tersebut untuk membuat yang terbaik dan mencapai yang maksimal
Dalam situasi dan kondisi yang tidak nyaman. Setiap peserta calon bantara. Melakukan membantu masyarakat dalam setiap perjalanannya. Ada yang menyebarangkan ibu-ibu yang naik sepeda. Ada yang memungut sampah plastik maupun botol yang berserakan di pinggir jalan. Ada juga, membantu juru penyeberang jalan yang berada di tengah jalan untuk memperlancar kondisi jalanan desa.
Setiap peserta calon bantara memakai seragam pramuka dan hasduk yang melekat. Maka tidak mengherankan jika mereka terikat pada nilai-nilai dasa dharma dan tri satya. Tetap menjaga adab dan menghormati pengguna jalan maupun orang tua yang duduk di pelataran rumah.
Dalam buku Rovering to success, baden powell pernah bercerita tentang perjalanan penegak yang melewati banyaknya batu cadas. Batu cadas tersebut adalah tangtangan penegak tersebut untuk melewati godaan di masa penegaknya.
Seperti halnya penegak yang di gambarkan baden powell. Setiap penegak bantara SMK YPM 3 taman melalui tantangan perjalanannya dengan melewati batu cadas. Batu cadas itu dalam bentuk kelaparan, godaan untuk tidur di rumah di mana kondisi di jalan yang sedang panas, bermain di mall untuk menghabiskan masa liburan atau berkumpul dengan kawan yang satu circle dengannya.
Setiap perjalanan di nikmati dengan kondisi yang kekinian. Dengan membuat vlog perjalanan mereka sendiri. Harapan pembina setiap aktivitas mereka dapat terekam dan menjadi inspirasi bagi anak muda sebayanya. Untuk berbuat lebih baik dari mereka atau setiap kawannya melakukan lebih banyak kebaikan dari pada harus duduk di rumah dengan bermain game.
“Jika setiap aktivitas yang menginspirasi dalam perjalanan calon penegak bantara ada di media sosial. Maka akan makin banyak mengenal kegiatan pramuka penegak, bukan hanya sekedar tali temali tapi juga menginspirasi untuk membangun inspirasi” ujar kak Bambang selaku Pembina Gugusdepan putra.
Beberapa peserta juga mengungapkan, dalam kegiatan kali ini harus tampak Bahagia dan ceria. Karena mereka membangun diri mereka penegak yang unggul dalam setiap aktivitasnya. Walaupun membantu masyarakat yang mereka temui, mereka harus tampak Bahagia, ketimbang mengeluh atau mengerutu.
Bukan sekedar berjalan tanpa arah, tapi banyak diskusi juga yang menumbuhkan pola pikir yang akan mempengaruhi Tindakan. Bertukar ide, gagasan dan membangun manfaat adalah kegiatan yang menjadi fokus juga dalam kegiatan penempuhan bantara kali ini. Karena selain menempuh bantara mereka juga membangun ambalannya lewat musyawarah ambalan yang berbeda tapi berfokus pada tujuan yang berkelanjutan.
“Baru kali ini kegiatan pramuka di ijinkan sekolah, capek tapi Bahagia dapat memberikan manfaat ke masyarakat” ujar kak Sherli setelah penempuhan bantara.
Kegiatan di tutup dengan pelantikan bantara dan penyematan tanda jejak merah. Dan berakhir dengan pesan yang mendalam oleh peserta bahwa, “Jika menginginkan hidup Bahagia yang di butuhkan bukan duduk diam, tapi mengayuh tenaga dan pikiran untuk berbuat lebih manfaat pada masyarakat.”
Atau apa pesan yang kakak dapat dari perjalanan kami. Tulis di kolom komentar, agar makin banyak yang Bahagia.(Jurnalis-Kak A Andri)