Mengenang Letnan Jenderal TNI H. M. Sarbini (KaKwarnas 1974-1978), Pramuka Jadi Karyawan Pabrik Gula

Di Jakarta ada sebuah tempat bernama di Plasa Semanggi, sesuai namanya berada di kawasan Jembatan Semanggi. Jembatan Semanggi adalah jembatan layang yang berada di persimpangan antara Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto. Jembatan ini dinamakan “Semanggi” karena bentuknya yang menyerupai daun semangggi dan juga wilayah pembangunannya dahulu merupakan daerah rawa yang dipenuhi semanggi.

Kembali ke laptop, nah di komplek Plasa Semanggi, ada gedung bernama Balai Sarbini. Gedung itu sering digunakan untuk pertunjukan, atau siaran langsung program televisi seperti Indonesian Idol. Tahun 1980-an, dikenal dengan nama Gedung Veteran. Kenapa sekarang namanya menggunakan nama Sarbini. Siapa beliau?

Beliau adalah Letnan Jenderal TNI M. Sarbini banyak dikenal sebagai bapak Veteran Indonesia. Kak Sarbini pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Keamanan dalam Kabinet Dwikora II tahun 1966.

Dalam Gerakan Pramuka, Kak Sarbini menjadi Wakil Ketua I masa bakti 1970-1974 ketika Ketua Kwarnas dijabat Kak Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Pada saat itu Kak Sarbini di pemerintahan menjabat Menteri Transmigrasi dan Koperasi (1967-1971) yang ke-5.

Kemudian Kak Sarbini dipilih menjadi Ketua Kwarnas kedua atau masa bakti 1974-1978 setelah sebelumnya terpilih sebagai wakil ketua tim formatur saat Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 1974 di Manado, Sulawesi Utara.

Dalam kepemimpinannya di Kwarnas banyak kursus diselenggarakan, karena Gerakan Pramuka mendapat kepercayaan WOSM (World Organization of Scout Movement) melalui APRS (Asia Pacific Region Scout) untuk menyelenggarakan National Trainers Course sendiri. Salah satunya Pelatihan yang sekarang dikenal dengan nama Kursus Pelatih Dasar (KPD). Maka diadakan KPD di Subang, Jawa Barat dan Lumajang, Jawa Timur pada tahun 1974.

Kak Sarbini tahun 1966 saat masih TNI aktif dengan pangkat Mayor Jenderal.

Gerakan Pramuka pun mampu membaca situasi kondisi yang sedang terjadi. Misalkan, bertambahnya penduduk tapi belum merata penyebarannya ditambah terjadinya pengangguran, dan masalah pemuda putus sekolah. Untuk membantu mengatasi masalah itu maka lahirlah Transmigrasi Pramuka tahun 1973, saat Kak Sarbini menjabat Waka Kwarnas. Pramuka Penegak/Pandega Putra dari Jombang, Jawa Timur diberi bekal “untuk hidup” di tempat baru di daerah Transmigrasi khusus Pramuka. Ada tiga tempat di Lampung yang dijadikan daerah Transmigrasi Pramuka, yaitu: Way Abung, Rajabasalama, dan Way Jepara (masing-masing 102 Pramuka).

Baca Juga  Workshop Pramuka Produktif Dorong Kemandirian Pramuka

Bahkan ada program Pramuka Penegak dan Pandega yang dikirim ke pabrik gula di Aceh sebagai karyawan di sana. Tentu pramuka yang berangkat itu dipilih, sesuai dengan kriteria dari pabrik tersebut. Sebanyak 41 Pramuka Penegak dan Pandega lulusan SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) dari Kwarda Jawa Tengah dikirim pada 1 Januari 1975. Kemudian gelombang kedua sebanyak 41 Pramuka Penegak dan Pandega berangkat ke Aceh pada 3 Februari 1975. Sistemnya learning by doing. Mereka belajar dari apa yang dilakukan sehari-hari di pabrik gula Cot Girek Aceh.

Pendidikan yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka merupakan pendidikan non-formal. Namun, berbeda dengan pendidikan non-formal lainnya karena beda tujuan, prinsip dasar metode pendidikan maupun cara pelaksanaannya. Sebab itu pendidikan kepramukaan disesuaikan kondisi dunia peserta didik dan pada jamannya.

Ada juga program pengiriman Pramuka Penegak dan Pandega yang membantu jemaah haji. Pramuka pembantu jemaah haji ini dirintis sejak tahun 1973. Pada periode 1974-1978 setiap tahun dikirim satu sangga Pramuka Penegak Pandega untuk pembantu jemaah haji menjalankan ibadahnya di Tanah Suci.

Pengiriman peserta ke Arabic Islamic Rover Moot yang diadakan dua tahun sekali juga berlanjut. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun 1967. Gerakan Pramuka pun selalu berusaha eksis dalam kegiatan internasional di WOSM, seperti mengikuti konferensi WOSM di Denmark tahun 1975 dan di Kanada tahun 1978. Pun mengikuti ” Meet The Asian Youth Programme” di Jepang tahun 1976. Sementara dalam kepanduan putri dunia, Gerakan Pramuka mengirim Kak TA Azis Saleh dan Kak Mudjono Probopranowo, SH ke konferensi World Association of Girl Guides & Girl Scouts (WAGGGS) di Inggris. Pada konferensi yang ke-22 itu Gerakan Pramuka menjadi anggota WAGGGS pada tahun 1975.

Baca Juga  Tempa Garda - Langkah Final Selangkah Wujudkan Penegak Garuda Milenial

Ide untuk mempunyai tempat sendiri dalam berkegiatan sudah ada di tahun 1970. Namun baru dapat tanah di tahun 1974 yang kini berada di area Cibubur. Ada Bumi Perkemahan Wiladatika, pusat Apriari dan Taman Bunga Pramuka. Sejak mendapat tanah dan ada perencanaan itu maka dicarikan dana untuk pembangunan fisik agar segera terealisasi. Oh iya, nama Wiladatika itu kependekan dari Widya Mandala Krida Bakti Pramuka. Nama itu sesuai SK Kwarnas no. 072/KN/77 tanggal 13 Agustus 1977. Dan kini kita masih dapat menggunakan bumi perkemahan Wiladatika, melihat taman bunga dan beraktifitas olahraga di sana, bahkan mengadakan resepsi pernikahan. Ya, bermanfaat untuk Gerakan Pramuka dan masyarakat.

Kak Sarbini tidak menyelesaikan masa baktinya sebagai ketua Kwarnas, karena wafat pada 20 Agustus 1977, sepekean setelah Hari Pramuka ke-16. Itulah kenangan dari sebagian pengabdian seorang jenderal yang dilahirkan 10 Juni 1914 di Desa Indrosari, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah.

Sumber Berita : https://pramuka.id/mengenang-letnan-jenderal-tni-h-m-sarbini-kakwarnas-1974-1978-pramuka-jadi-karyawan-pabrik-gula/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *