Berpramuka dengan Benar Berpuasa dengan Sabar

Kak Uays Hasyim, SE., MM., CT.HLC., CPS – Kepala Pusat Informasi Gerakan Pramuka Sidoarjo.*)

Pusinfo – Hari ini umat Islam diseluruh dunia sedang menjalankan ibadah Puasa Ramadhan 1444 H sebagai bentuk aplikasi dari ketaqwaan kepada Alloh SWT. Menahan diri dari lapar, dahaga dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak imsak sebelum waktu sholat subuh hingga terbenamnya matahari yang ditandai dengan waktu Sholat Maghrib. Sebuah ritual dan aktifitas yang sangat membutuhkan kesabaran tingkat tinggi, tidak hanya kesabaran namun juga kemanpuan diri menahan emosi serta kepekaan diri dalam berempati kepada sesama manusia sebagai makhluk sosial yang harus saling dimengerti.

Mereka yang berhasil menjalankan ibadah puasa dengan benar dan ikhlas serta sabar, akan mendapatkan pahala dari Alloh SWT yang sangat besar kelak dihari kemudian. Tidak hanya itu, setelah sebulan lamanya berpuasa maka umat islam akan dihadiahi kebahagiaan yang bertajuk Hari Raya Idul Fitri yang kali ini jatuh pada tahun 1444 H. Selama berpuasa pun, umat islam juga melaksanakan ibadah lain seperti sholat Tarawih, Tadarus Al-Qur’an dan lainnya yang sebagaimana janji Alloh SWT akan pahalanya dilipatgandakan selama bulan suci Ramadhan ini.

Foto dokumentasi pribadi

Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang mulia, mulia secara hakiki akan bulannya, mulia juga secara maknawi dimana Alloh SWT memberikan berbagai bonus pahala dan kebaikan yang berlipat ganda bagi kaum muslimin yang taat dan bertaqwa kepada Alloh SWT dengan melaksanakan apa yang menjadi tuntunan dalam menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan baik yang terkait ibadah wajib maupun sunah. Melalui puasa ini, kaum muslimin juga diajarkan untuk lebih peduli dengan menguatkan empati kepada sesama manusia sebagai makhluk sosial yang sama dihadapan-NYA.

Bagi kita anggota pramuka yang beragama islam, seolah ini juga menjadi sebuah tantangan yang tidak ringan untuk berpikir dan bertindak menjalankan Pramuka dengan benar. Korelasi besarnya bagi setiap anggota pramuka yang beragama islam adalah bagaimana menerapkan apa yang menjadi tuntunan bagi anggota pramuka sebagaimana termaktub dalam dasa darma, utamanya yang pertama : Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Disini seorang pramuka dituntut betul untuk menerapkan norma-norma dan kaidah agama dengan tuntas, utuh dan menyeluruh atau holistik. Seolah melalui dasa darma yang pertama ini disampaikan, jika kita berpramuka dengan benar maka kita harus menjadi pribadi yang bertaqwa kepada Tuhas yang maha Esa, tidak ada lagi tawar menawar.

Baca Juga  Gerak Cepat, Kwarran Tarik Dilantik Seminggu Paska Musyawarah Ranting

Apapun kondisinya, jika kita telah mengikrarkan satya dan darma pramuka, maka secara tidak langsung seorang anggota pramuka haruslah menjadi pribadi yang religius. Sebab hal itu menjadi landasan utama sebagaimana yang tertuang dalam Tri Satya dan Dasa Darma. Tidak hanya sekedar diikrarkan, namun juga harus diterapkan dalam pola pikir, ucapan dan tindakan sehari-hari dalam berkehidupan di masyarakat berbangsa dan bernegara. Kontrol sosial yang menjadi guide of map bagi siapa saja yang menjadi anggota pramuka selama ini. Maka dapatlah kita pahami bersama, mereka yang berpramuka dengan benar pasti akan menjalankan berbagai macam ibadah agamnya dengan sabar, begitu juga dengan berpuasa sebulan penuh lamanya.

Foto dokumentasi pribadi

Dengan berpuasa, maka seorang anggota pramuka yang muslim merasakan bagaimana kondisi yang dialami seseorang yang sedang kelaparan, tidak makan selama sehari penuh. Sebuah keadaan yang mengajarkan kita untuk mengontrol emosi secara berkala dan akhirnya memunculkan kepedulian akan keberadaan orang lain yang mungkin tidak seberuntung diri kita dan keluarga. Ini tentu sangatlah sesuai dengan dasa darma yang kedua, yakni : Cinta alam dan kasih saya sesama manusia. Melalui puasa ini diharapkan untuk lebih peduli kepada sesama, tidak hanya alam sekitar namun juga manusianya. Sebuah kepedulian yang dapat diwujudkan dengan berbagi makanan, uang maupun materi lain yang dibutuhkan selama bulan suci Ramadhan.

Hal ini akan mengantarkan setiap orang pada keshalehan diri, keshalehan kelompok dan keshalehan masyarakat. Keshalehan dalam arti ketaatan dan sungguh-sungguh didalam menjalankan ibadah. Keshalehan pribadi ini akan tercermin pada kemampuan pribadi setiap anggota pramuka yang selalu taat dalam menjalankan perintah Alloh SWT sehingga akan melahirkan pribadi-pribadi yang menjalankan kehidupannya dengan baik dan benar, menjadi pribadi yang senantiasa menjadikan Tuhan Yang Maha Esa sebagai rujukan dalam berpikir, bertutur maupun berperilaku. Secara islam akan muncul sebuah pertanyaan secara pribadi didalam setiap kesempatan berpikir, berkata dan bertindak dengan sebuah keyakinan, “Jika ini saya lakukan, Alloh ridho apa tidak ya ?“. Inilah yang menjadi kontrol pribadi didalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Baca Juga  Adakan Rapat Kerja Ranting, Kwarran Sukodono Dorong Peningkatan Prestasi di Tahun 2024

Keshalehan kelompok merupakan sebuah kumpulan beberapa individu yang memiliki keshalehan pribadi. Ini akan menjadi sebuah kekuatan yang cukup besar untuk membuat perubahan dari ketidak baikan menjadi kondisi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Orang-orang baik yang memiliki keshalehan pribadi manakala berkumpul dan bersatu akan saling menguatkan. Hal ini disebabkan karena mereka memilik satu frame yang sama dalam berpikir maupun bertindak. Pemahaman yang sama akan bagaimana kehidupan ini menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Apa yang harus mereka upayakan secara bersama-sama agar hidup ini menjadi jauh lebih bermanfaat.

Foto dokumentasi pribadi

Begitu pun dengan keshalehan masyarakat, kelompok-kelompok yang telah berisikan pribadi-pribadi yang senantiasa berbuat kebaikan dan kebermanfaatan akan dapat membuat perubahan yang jauh lebih besar lagi ukuran dan nilainya dibandingkan dengan upaya membuat perubahan perseorangan atau kelompok kecil. Kesamaan pola pikir dan gerak akan jauh lebih memudahkan upaya pencapaian kemajuan secara bersama-sama, percepatan dalam pencapaian apa yang menjadi tujuan juga akan nampak lebih nyata, perubahan yang diinginkan juga akan jauh lebih berdampak besar terutama bagi masyarakat. Inilah yang dinamakan keshalehan sosial yang merupakan kombinasi dan kolaborasi bersama seluruh kelompok-kelompok yang memiliki keshalehan.

Ketiga keshalehan tersebut tak ubahnya cerminan dari bina diri, bina satuan dan bina masyarakat, jika pembinaan terhadap peserta didik mampu membuat perubahan dan peningkatan kualitas kebaikan dan kepribadiannya, maka hal ini akan berdampak pada bagaimana mereka membangun kebaikan-kebaikan didalam barung, regu, sangga maupun rekanya. Sehingga ini akan sangat berpengaruh pada bagaimana kualitas perindukan, pasukan, ambalan maupun racananya. Tidak ada pilihan lain, kita para anggota pramuka dewasa, apakah itu pembina, pelatih ataukah andalan haruslah, sekali lagi tidak ada pilihan lain haruslah menjadi teladan utama bagi peserta didik utamanya dalam menjalankan Ketaqwaan kita kepada Alloh SWT dengan diwujudkan dalam berbagai macam ibadah seperti halnya puasa kali ini.

Baca Juga  Bangun Rasa, Kuatkan Tekad, Raih Tujuan Bersama Pramuka Universitas NU Sidoarjo

Jika kita mampu menjadi teladan bukan hanya memberi teladan kepada para peserta didik anggota pramuka, maka akan dipastikan kita adalah seorang Pembina atau Pelatih yang Syaikhun Fattah, yakni seorang pembina atau pelatih yang mampu membukakan hati dan pikiran setiap peserta didik anggota pramuka sehingga akan berdampak pada perubahan pola pikir dan perilaku mereka. Inilah yang menjadi analisa sederhananya, mengapa Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diletakkan pada dasa darma yang pertama. Oleh karenanya, hal ini menjadi dasar bagi kita semua untuk terus mengupayakan agar dunia menjadi lebih baik melalui pramuka dengan menerapkan ajaran-ajaran yang menjadi ketentuan-NYA. Selamat Berkarya, semoga puasa kita diterima oleh-NYA. (Red)

*) Ketua Takmir Masjid Istiqomah Desa Entalsewu Buduran Sidoarjo, aktif memberikan khutbah Jum’at di : Masjid Istiqomah Entalsewu Buduran, Masjid Al-Muhajirin Perum Taman Jenggala Larangan Candi, Masjid At-Tarbiyah Dinas Pendikan Kab. Sidoarjo, Masjid Ar-Ridha Kantor ATR/BPN Kab. Sidoarjo;

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *