Universitas di Toronto dalam risetnya yang bekerjasama dengan universitas dari 170 negara termasuk Universitas Hasanudin Makassar menyebutkan, pada tahun 2030 mendatang akan ada 90 juta ton sampah plastik yang masuk ke laut jika tidak ada langkah singnifikan untuk menguranginya.
Sedangkan jumlah sampah plastik yang ada di dunia saat ini sudah mencapai angka 300 juta ton dalam setahun. Mengutip dari BBC (8/8/2019), jumlah sampah plastik sebanyak ini jika dipadatkan akan sama dengan 10 kali keliling bumi.
Maka pramuka yang produktif perlu beraksi nyata pada perubahan iklim yang global. Dengan melakukan aksi yang kecil tapi berdampak pada lingkungan sekitar. Seperti halnya yag dilakukan pramuka yang berpangkalan di SMA Wachid Hasyim 2 Taman . Anggota pramuka ini membuat ecobrick dengan bahan dari sampah sekitar sekolah yang sudah di pilah-pilah.
“Karena sekolah masih belum masuk secara penuh dan koperasi buka sebentar beberapa anggota pramuka membawa sampah rumah tangga yang ada di rumah masing-masing untuk pembuatan ecobrick” ujar kak Sahrul, kamis (17/3).
Sampah-sampah yang bisa di buat untuk pembuatan bata yang ramah lingkungan atau ecobrick ini adalah, sampah non organik yang terdiri dari plastik, botol / kaleng minuman, kresek, ban bekas, besi, kaca, kabel, barang elektronik, bohlam lampu dan plastik.
Sedangkan pembuatan ecobrick pramuka Ambalan Wachid Hasyim – Nyi Ageng Serang, menghabiskan 50 botol plastik berukuran sedang. Dengan sampah plastik 5 karung polybag, kertas bekas serta sampah lain sebagai penunjang agar botol plastik itu padat.
“Harapannya ecobrcik ini dapat menjadi pot tanaman serta tempat duduk. Maka perlu sampah sebagai penunjang bahan pembuatannya, karena kita masih kurang banyak” kata kak khorun nisa yang antusias dengan pembuatan ecobrick.
Pramuka Sma Wachid Hasyim 2 Taman yang memiliki nomor gugus depan 14.143-14.144, bukan sekali ini saja membuat kegiatan bertema lingkungan hidup. Sebelumnya juga melakukan penanaman pohon di Desa tawangsari dan kegiatan lain yang berdampak pada lingkungan dan membiasakan kehidupan nol sampah. Bukan tanpa kesengajaan jika berfokus pada lingkungan hidup. Karena gugus depan ini merupakan perwakilan kwartir cabang sidoarjo pada Workshop Tide Turner Plastic Challenge Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tahun 2020. (Pusinfo-AA)